Potensi Energi Angin di Indonesia: Tinggi tapi Minim Eksplorasi
Novaeny Wulandari • Penulis
20 Maret 2025
12
• 4 Menit membaca

Energi angin adalah salah satu energi terbarukan yang pertumbuhannya kapasitasnya tertinggi di dunia. Menurut REN21 tahun 2019, peningkatannya secara global tumbuh signifikan—dari 121 Gigawatt (GW) pada tahun 2008 menjadi 591 GW pada tahun 2018.
Lalu, bagaimana potensi energi angin di Indonesia?
Berdasarkan data International Renewable Energy Agency (IRENA) dalam laporan Indonesia Energy Transition Outlook yang dirilis Oktober 2022, potensi energi angin di Indonesia mencapai 19,6 GW untuk energi angin daratan (onshore wind) dan 589 GW angin lepas pantai (offshore wind).
2 Sumber Energi Angin: Offshore dan Onshore Wind
Seperti diketahui, sumber energi angin terbagi menjadi dua, yaitu offshore wind dan onshore wind.
Seperti namanya, offshore wind merupakan sumber energi angin yang dibangun di atas perairan terbuka yang dangkal dan biasanya berada di laut.
Sementara itu, onshore wind dibangun di daratan yang rata-rata hanya menghasilkan kapasitas energi sebesar 1 Megawatt (MW). Jumlah itu lebih rendah jika dibandingkan dengan offshore wind. Pasalnya, offshore wind memiliki turbin yang lebih besar sehingga mampu menangkap energi lebih besar.
PLTB Sidrap: Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pertama di Indonesia
Di Indonesia, PLTB Sidrap adalah pembangkit listrik bertenaga angin (wind power) atau tenaga bayu (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/PLTB) yang pertama kali beroperasi. PLTB tersebut terletak di perbukitan Pabbaresseng, Desa Mattiro Tasi, Kabupaten Sidrap.
PLTB Sidrap dibangun pada 2018 di lahan seluas 100 hektare (ha), dengan kapasitas mencapai 75 Megawatt (MW). Untuk menyelesaikan pembangunannya, Gamesa Lolica Corporation mengucurkan biaya investasi hingga $150 juta.
PLTB Sidrap dengan 30 turbin pada menara baja setinggi 80 meter. PLTB tersebut mengalirkan listrik kepada lebih dari 70 ribu pelanggan dengan daya mencapai 900 Volt Ampere (VA). Dengan jumlah pelanggan tersebut, PLTB Sidrap diklaim beroperasi secara komersial.
Pembagian Potensi Energi Angin di Indonesia
Penelitian Blowing the Wind Energy in Indonesia menyebutkan, daerah dengan potensi energi angin terbaik berada di sepanjang pantai utara (pantura) dan pantai selatan (pansela) wilayah Indonesia. Mulai dari Pulau Jawa, bagian timur Pulau Madura, bagian selatan dan utara Pulau Sulawesi, hingga sebagian wilayah Kepulauan Nusa Tenggara.
Meski melimpah, ada pertimbangan khusus dalam pengembangan energi terbarukan, yakni kecepatan angin itu sendiri.
Sejumlah lembaga mengukur potensi energi angin dan rata-rata kecepatan angin secara tahunan, antara lain Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Winrock International USA, Wind Guard Jerman, Soluziona, NipSA Spain, Kementerian ESDM, hingga Pemerintah Daerah.
Hasil pengukuran mereka bisa dilihat berikut ini:
Rangkuman Data Sebaran Energi Angin (berdasarkan potensi sumbernya):
- Marginal
- Kecepatan angin di 50m: 3,0 – 4,0 m/s
- Kepadatan tenaga angin di 50m: < 75 W/m2
- Jumlah lokasi: 84
- Provinsi: Maluku, Papua, Sumba, Mentawai, Bengkulu, Jambi, NTB, NTT, Sulut, Sulsel, Sumut, Jateng, Maluku, DIY, Lampung, Kalimantan
- Fair
- Kecepatan angin di 50m: 4,0 – 5,0 m/s
- Kepadatan tenaga angin di 50m: 75 – 150 W/m2
- Jumlah lokasi: 34
- Provinsi: Jateng, Jatim, DIY, Bali, Bengkulu, NTB, NTT, Sulut, Sulsel
- Good
- Kecepatan angin di 50m: > 5,0 m/s
- Kepadatan tenaga angin di 50m: > 150 W/m2
- Jumlah lokasi: 35
- Provinsi: Banten, DKI, Jateng, Jatim, DIY, NTB, NTT, Sulut, Sulsel, Maluku
Dari kajian mereka, diketahui terdapat 10 daerah yang memiliki sumber daya angin potensial yang bisa dimanfaatkan untuk kelistrikan. Sepuluh daerah itu adalah:
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- Jawa Barat
- Daerah Istimewa Yogyakarta
- Nusa Tenggara Timur
- Nusa Tenggara Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Utara
- Maluku.
Tantangan Potensi Energi Angin di Indonesia
Sebenarnya, pemerintah maupun sektor swasta bisa memanfaatkan potensi tenaga angin di sepuluh daerah tersebut untuk membangun dan menambah pembangkit listrik dari energi terbarukan. Sayang, tantangan berikutnya adalah belum banyaknya dukungan keuangan atau investor untuk pembangunan PLTB di Indonesia.
Investasi teknologi untuk pembangunan PLTB masih tinggi sehingga memerlukan suntikan fasilitasi insentif atau subsidi hijau sehingga mampu menarik pengembang proyek serta investor untuk terlibat dalam bisnis energi angin.
Institute for Essential Services Reform (IESR) merilis, potensi listrik dari energi angin di Indonesia mencapai 60–100 Gigawatt untuk ketinggian di atas 80 meter. Dari jumlah itu, hingga tahun 2018 baru terpasang sebanyak 135 MW. Jumlah itu berasal dari PLTB di Sidrap sebesar 75 MW dan PLTB Jeneponto Tolo yang mencapai 60 MW.
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa mengatakan, Indonesia bisa memanfaatkan energi terbarukan angin sebagai solusi kelistrikan untuk masa depan. Lebih lagi, untuk mengejar target nol emisi bersih (Net Zero Emissions/NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
“Kalau lihat potensi Indonesia dan capital cost (modal investasi) PLTB yang makin turun, seharusnya kita bisa memanfaatkan potensi angin. Paling tidak di Indonesia bisa mengembangkan 300 MW per tahun sampai dengan tahun 2030. Peningkatan investasi listrik dari tenaga angin semuanya tergantung pada harga pembelian listrik oleh PLN dan akses kepada jaringan,” katanya seperti dilansir Bisnis.com, Senin, 13 November 2023.
Ketahui berita terbaru tentang bagaimana Indonesia memanfaatkan potensi energi baru terbarukan di artikel-artikel kami.